“Manusia tersayang, tidaklah kalian semua dilahirkan ke dunia ini selain untuk ‘menyembahku’. Kalian dilahirkan untuk memujaku, mencintaiku dan mengorbankan semua yang kalian bisa untuk memelukku.
Tidak masalah jika kalian tidak menyembah tuhan yang kalian yakini selama ini. Tapi kalian tidak akan berdaya tanpa aku disamping kalian. Tanpa kalian sadari, aku menjadi lebih penting daripada tuhan dalam kehidupan kalian. Seperti itulah dunia ini diarahkan untuk kalian.”
Salam Sayang Selalu,
Uang
***
Hidup untuk Bertahan Hidup
Perjalanan saya berawal dari sebuah pertanyaan ini : Untuk apa manusia dilahirkan?
Dan banyak orang akan berbondong – bondong mencari jawaban yang merujuk pada kitab suci. Saya sendiri tidak yakin kalau tuhan menciptakan manusia untuk menyembah tuhan. Seharusnya tuhan menciptakan malaikat saja, jika dia memang begitu bernafsu untuk disembah. Malaikat jauh lebih penurut daripada manusia. Saat tuhan memerintahkan malaikat untuk sujud, maka dia akan sujud sampai selama – lamanya. Saat diperintah membungkuk, atau bernyanyi, mereka akan dengan senang hati untuk melakukannya sampai selama – lamanya. Yah, setidaknya, itu adalah pengertian malaikat yang dulu saya tau lewat pelajaran agama. Daripada menciptakan manusia yang selalu ngeyel saat disuruh ini itu, malaikat akan lebih membuat tuhan bahagia.
Untuk apa manusia dilahirkan? Apakah untuk lahir, tumbuh, bekerja, punya anak kemudian mati? Sesimpel itukan tujuan manusia ada?
Pada kenyataannya di hari ini, manusia hidup hanya untuk bertahan hidup. Mereka tidak punya pilihan lain selain itu. Selama beberapa abad terakhir ini, tujuan hidup manusia sudah diarahkan kearah yang salah.
tuhan Baru itu Bernama Uang
Dulu, orang masih menggunakan cara barter untuk bertransaksi. Seiring berjalannya waktu, emas dijadikan alat tukar dalam perdagangan. Baru beberapa abad terakhir ini, sekelompok orang yang sekarang kita kenal sebagai Dinasti Rothschild memperkenalkan bank note sebagai alat tukar pengganti emas. Bank note inilah yang sekarang kita kenal sebagai uang. Dari sanalah, mereka membangun bank – bank di seluruh dunia dengan izin legal mencetak uang di setiap negara yang mereka tempati. Mereka juga menguasai semua media mainstream sebagai alat kendali / kontrol informasi.
Uang menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Segala energi dikerahkan oleh semua manusia di dunia untuk mendapatkan uang. Dihormati atau tidaknya seseorang bergantung dari banyaknya uang yang mereka miliki.
Di Indonesia, sejak kecil anak – anak sudah diajari untuk lebih mementingkan uang daripada budi pekerti yang baik. Yang dihargai dari mereka adalah nilai dan angka – angka dalam buku rapor dan ijazah. Para orang tua lebih khawatir anaknya tidak bisa calistung daripada tidak bisa mengantri dengan baik dan tertib. Itulah mengapa banyak anak yang kemudian menyontek untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Nilai yang baik berarti ijazah yang baik. Ijazah yang baik berarti adalah peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ujung – ujungnya adalah uang. Hal ini singkron dengan kalimat bijak yang berbunyi : “Gantungkanlah cita – citamu setinggi PNS.”
Perlahan tapi pasti, uang menjadi tuhan baru yang dipuja dan dikejar. Tujuh puluh lima persen otak manusia berisi bagaimana cara mendapatkan uang.
Jaman Baru di Bumi Baru
Sekarang ini sedang berjalan program kemakmuran untuk semua manusia di dunia. Tujuan dari program ini adalah membebaskan semua manusia dari sistem perbudakan yang tercipta oleh adanya uang. Program ini akan mengembalikan tujuan luhur diciptakannya manusia di muka Bumi.
Tiba – tiba saja tuhan baru itu telah berubah menjadi babu. tuhan baru yang selama ini dipuja telah kehilangan kekuatannya. Banyak manusia akan terguncang karena runtuhnya sang tuhan baru. Mereka kehilangan hormat dan kendali atas manusia lain. Sebagian manusia yang lain akan merayakannya sebagai tonggak sejarah baru peradaban umat manusia. Hidup yang dulunya hanya untuk bertahan hidup, berubah menjadi sebuah perayaan hidup untuk memenuhi passion dan tujuan luhur eksistensi kemanusiaan.
Jaman baru telah lahir di Bumi baru. Ujian praktek untuk para Lightworker akan berlanjut. Mungkin kemarin kalian berjuang membersihkan diri, memantapkan diri baik dalam tingkat fisik maupun eterik. Sekaranglah saatnya kalian mempraktekkan unconditional love dan service to others dalam kehidupan sehari – hari.
Apakah kalian semua siap untuk hidup di jaman baru di Bumi baru?
ditulis oleh Bayu Kurniawan - SOULSTAR INDONESIA