IKLAN

Selasa, 09 September 2014

BANGUNLAH BANGUN



BANGUNLAH BANGUN 
by Birru Sadhu



Usaha terus menerus tanpa mengenal lelah untuk mengoyak persatuan bangsa
kebebasan berpendapat semakin kebablasan 
yang pintar, yang setengah pintar, yang setengah bodoh, 
bahkan yang tidak tahu apa-apa pun semakin bebas berkomentar 
tanpa lagi memikirkan perasaan, etika, sopan santun, moral, 
persahabatan, persaudaraan bahkan persatuan sesama warga bangsa

Kebebasan berpendapat ataupun ide-ide sepanjang hari-hari setelah reformasi 
tidak semakin dewasa bahkan kian ingin berkuasa 
demi menguasai siapapun yang bisa dikuasai, 
meski memecah belah persatuanpun tak dihiraukan.

Semua hanya memikirkan pembenaran yang ada pada pikirannya sendiri
Padahal inti utamanya semua yang dikemukakan dalam kebebasan berpendapat adalah untuk menjaga persatuan bangsa, kerukunan persaudaraan, dan perdamaian negeri 
bukan memecah belah persatuan, persaudaraan dan perdamaian.

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,
bangunkanlah kesadaran anda semua
jangan lagi mencari tempat nyaman untuk kembali melanjutkan tidur nyenyakmu
Bumi ini sedang dalam pembaharuan. 
Dunia ini sedang dalam renovasi.
Kapankah kita semua membangun tempat kita berpijak sendiri 
yang hanya bisa diperbarui dengan persatuan?
Kapankah kita semua bangkit dan membangun negeri ini 
yang hanya bisa dilakukan dengan persaudaraan?

Sadarlah, bangunlah
Agar kita semua melihat dengan nyata 
siapakah yang melakukan dengan sengaja memecah belah persaudaraan dan persatuan kita.

Hanya dengan sadar dan bangun dari tidur, 
kita semua bisa melihatnya siapa yang akan memisahkan kita 
dari orang tua-orang tua kita yang telah berjuang membangun negeri ini, 
siapa yang telah mengobarkan api di dalam dada kita untuk membenci paman, bibi, kakak, adik, bahkan ibu bapak kita 
hanya karena kita membela langit.

Langit tidak perlu dibela. 
Kita yang harus membela diri kita sendiri. 
Kita juga yang harus melindungi ibu bapak kita, kakak adik kita, paman dan bibi kita 
dari tangan-tangan yang mengatasnamakan langit.

Kita semua dari langit. 
Lantas siapakah yang selama ini merasa hanya dia sendiri yang berasal dari langit?

Aku, kamu, atau dia?

Langit tetap tak bergeming walau tempat kita berpijak hancur sekalipun.