Senin, 14 Oktober 2013

SELAMAT HARI RAYA QURBAN - SELAMAT MENG-QURBAN-KAN NYAWA SESAMA MAKHLUK


SELAMAT HARI RAYA QURBAN
SELAMAT MENG-QURBANKAN NYAWA SESAMA MAKHLUK

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata
May all beings be happy

May all those beings who have either been met and seen before, 
or never been met and seen before be happy

Tak jarang para manusia selalu menghinakan kedudukan para hewan, terutama hewan-hewan tak berakal cerdas seperti kambing, kerbau dan sapi, hingga seringkali terdengar istilah kambing hitam, kambing congek, tolol seperti kambing, bagai kerbau dicocok hidungnya, ngunyah mulu kayak sapi, bahkan manusia yang di mana tempat kawin, juga sering dikatakan istilah kayak kambing aja luh....

Tapi aneh sekali, setahun sekali, serta merta saja sebagian para manusia di sini dengan gagahnya sebagai unjuk prestise ramai-ramai membeli kambing, kerbau, sapi yang paling bagus dan yang paling mahal, meskipun ada juga yang dengan susah payah menabung dan hanya dapat membeli kambing yang lebih murah sekedar berharap dapat menungganginya kelak jika menuju akhirat.

So?
Hewan yang kau hinakan lalu kau manfaatkan sebagai tunggangan dengan kau akhiri hidupnya dengan menyembelihnya di hadapan banyak orang dengan sorak sorai dan tepukan tangan yang menonton?

"Pernah ada cerita, seseorang mantan jagal hewan qurban 2 tahun belakangan sebelum mati dan bertobat, hidupnya seperti dikejar oleh tuntutan dan meminta pertanggungjawaban dari ratusan ruh hewan yang pernah dia jagal. Mereka bertanya, mengapa hanya untuk kesenangan kalian kami semua dikorbankan tanpa pernah mau tahu perasaan sedih kami ketika begitu banyak anak2 bersorak sorai saat kami disembelih? Lalu setelah itu kami harus pula menanggung beban berat dosa kalian sebagai tunggangan mengantar ke akhirat.

Sebenarnya bukanlah kalian yang berkorban, tapi kami semua yang berkorban dengan kehidupan, hewan yang tak pernah kalian hargai sebagai makhluk Tuhan, darah dan tanggung jawab kami untuk menanggung beban berat dosa kalian semua"

Mengapa tidak kita ubah dan memulai dengan kesadaran baru, kesadaran bahwa dengan berkurban bukanlah demi dosa dan pahala, bukan karena tunggangan di akhirat kelak, bukan pula karena takut diazab karena tak pernah berkorban darah. Tapi menggantinya dengan 'aku meniatkan menyembelihkan hewan ini semata-mata untuk berbagi kepada para kaum di sekitar kami yang tak mampu membeli daging', jadi janganlah lagi membebankan hewan yang sudah disembelih, disuruh jadi kendaraan pula sebagai tunggangan melewati panasnya api neraka. Kutukan bener dia jadi hewan qurban, tau gitu dia milih jadi dinosaurus aja gak mau jadi sapi.


Selamat Berqurban. 
Selamat menumpahkan darah. 
Selamat menunggangi mereka kelak. 
Selamat Hari Raya.


~birrusadhu~