Kamis, 10 September 2015

SAUDARA SEMINYAK



SAUDARA SEMINYAK
Oleh : Kang Hendra Hendarin


Salut, pemerintah negara-negara Arab makin mengekslusifkan diri menjadi pemerintah yang "tak tersentuh".

Jutaan pengungsi Arab, termasuk para bayi, balita, orang tua sakit, yang terkatung-katung hidup sengsara mati tak mau, justru mencari suaka di negara yang bukan "orang-tuanya sendiri".

Sementara para Arab kaya yang harga satu sendok kepunyaan mereka lebih mahal daripada seluruh isi koper para pengungsi itu tertutup rapat oleh sekat-sekat lemari perhiasan mereka.

Uang hasil propaganda BBM, dan "uang suci" upeti devisa dari orang-orang di seluruh dunia yang mengharap surga dari penjualan sawah dan kambing mereka, sepertinya tak dimanfaatkan untuk meredakan kesenjangan nasib saudara-saudaranya sendiri. 
----

Beberapa pejabat dari negara-negara saudara yang menolak para pengungsi ini beralasan bahwa negara mereka terlalu "mahal" bagi para pengungsi: pengungsi tak akan bertahan secara ekonomis dengan mahalnya barang dan jasa di negara-negara itu. Selain itu, alasan mereka, sulit untuk menerima orang-orang yang berbeda untuk bisa campur.

Entah mereka menganggap para audiens bodoh atau mereka yang memang bodoh. Semua orang tahu bahwa negara-negara Eropa seperti Jerman -yang jadi salah satu target utama para pengungsi, juga tidak berbiaya murah. Dan jelas-jelas sulit untuk dikatakan saudara (kecuali saudara sesama manusia yang berpikir dan berhati manusiawi). Apalagi jika hendak dikaitkan dengan tataran keyakinan. 

Seorang arab dengan arab lainnya tentu adalah "lebih saudara" daripada dengan orang Eropa; apalagi jika berkeyakinan bahwa sesama Muslim adalah saudara. Dalam hal ini, bukannya malah orang-orang pada mau meninggalkan anak-istri dan mengorbankan nyawa untuk perang di negara lain yang katanya sesama saudara? 
---

Para pejabat suci dari Negara-Negara suci" ini mungkin terlalu suci untuk berurusan dan bersentuhan dengan para orang tua malang, berbaju kotor, bau keringat, bayi-bayi bau pesing dan berisik dan para ayah yang berjibaku melakukan segala cara untuk memenuhi makan anak istrinya.


~dimuat dalam FaceBook~